Sunday, February 27, 2011

lagi balkan

Krisis di Kosovo (salah satu propinsi Yugoslasvia yang mayoritas penduduknya adalah kaum muslimin etnis Albania) atau terkenal dengan krisis Balkan belum menunjukan tanda-tanda kapan akan berakhir. Serangan NATO untuk memaksa Yugoslavia menerima status otonomi propinsi Kosovo telah menjadikan Yugoslavia sebagai medan perang. Hanya saja serangan yang dialakukan atas nama pembelaan HAM terhadap etnis Albania yang dizhalimi oleh pemerintah Milosevic itu malah membuat banyaknya aliran pengungsi etnis Albania itu dari Kosovo ke negara-negara sekitarnya.

Dan perlu dimaklumi bahwa hampir setengah juta penduduk etnis Albania yang terusir dari tanah airnya itu adalah kaum muslimin. Berita terakhir menyebut polisi dan tentara Yugoslavia pun mulai melakukan pemerkosaan terhadap wanita dan gadis mulimah Albania, sebagaimana dulu mereka melakukannya kepada wanita dan gadis muslimah Bosnia ( Repulibika, 11/4/1999)

Anehnya, setelah serbuan NATO terus-menerus dilakukan, pemerintah melalui polisi dan tentara yang selalu mengusir keluar kaum muslimin etnis Albania dari Kosovo kemudian justru melarang mereka keluar dari Kosovo. Pemerintah Yugoslaviapun mengumumkan gencatan senjata secara sepihak. Sementara itu NATO tetap mengamcam bahkan akan menerbangkan pesawatnya begitu rendah untuk mendapatkan sasaran yang lebih banyak (Republika, 10/4/1999) Sementara itu AS sang pemimpin NATO berencana untuk melakukan serangan darat meskipun besar resikonya.

Melihat posisinya yang sangat strategis di Eropa dan sejarah telah mencatatanya sebagai daerah rawan konfilik, kiranya krisis di Balkan bukan semata krisis lantaran tindakan biadab pemerintah Serbia Yughoslvia yang melakukan pembersihan etnis terhadap penduduk mayoritas propinsi Kosov, yakni kaum muslimin etnis Albania. Rupanya kaum muslimin hanyalah sekedar komunitas yang dikorbankan dalam konflik politik dan militer di wilayah itu. Lalu konspirasi apa yang terjadi di kawasan Balkan ? Dan atas ambisi siapa konflik itu meluas ? Lalu bagaimana keadaan kaum muslimin di sana ? Dan bagaimana seharusnya sikap kaum muslimin terhadap krisis Balkan, terutama dalam menolong kaum muslimin di sana ? Tulisan ini mencoba menganalisanya.

AMBISI AS DI BALKAN

Semula konflik Kosovo itu akan diakhiri oleh Inggris dan Perancis, melalui perundingan "Rambouiillet". Namun demikian, intervensi Amerika dalam perundingan tersebut dan ancaman yang dilakukan serta tekanannya membuat negara-negara yang tergabung dalam NATO hanya sebagai pihak penjamin kesepakatan perdamaian antara pihak yang bertikai yang telah gagal pada perundingan "Rambouillet" di paris dan memberikan tekanan pada Slobodan Milosevic, Pemimpin Serbia, untuk memobilisask pasukan Serbia di Kosovo. Sebagai konsekuensinya , timbullah pengusiran pembunuhan dan penyiksaan kaum Muslimin serta pembunuhan secara biadab terhadap kaum Muslimin. Isu inilah yang telah memberikan inisiatif pihak Amerika untuk mencari-cari alasan atas intervensi milite NATO di kawasan Balkan.

Pilihan Amerika atas kawan Balkan bukanlah lahir karena kevakuman perundingan yang dilakukan. Akan tetapi , Amerika tahu bahwa kawasan Balkan terdiri dari berbagai ras dan etnik yang dapat dipecah atas berbagai negara-negara Balkan. Selanjutnya, dimulailah konflik (peperangan) s

No comments:

Post a Comment