Sunday, February 27, 2011

balkan

KONFLIK BALKAN 1992 DAN PELANGGARAN TERHADAP KONVENSI JENEWA

Sejarah Konflik Balkan

Secara sejarah, peristilahan Balkan ditujukan bagi negara-negara yang tergabung secara geografis di Eropa bagian Tenggara. Negara-negara yang berada di kawasan Balkan terdiri dari Albania, Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Kroasia, Yunani, Republik Macedonia, Serbia dan Montenegro. Pada tahun 1992, Yugoslavia mencapai titik awal perpecahannya, dimana Slovenia dan Kroasia mencetuskan permusuhan dengan Serbia, dimana peperangan ini mengakibatkan pengungsian. Selain permasalahan Slovenia dan Kroasia juga peperangan terjadi di Bosnia, dimana terjadi genosida terhadap etnik Muslim. Dengan berbagai fenomena yang terjadi di kawasan Balkan pada tahun 1992, penulis mencoba menekankan pada konflik yang terjadi di Bosnia.

Perang Serbia-Bosnia Tahun 1992

Pada awal terjadinya perang di tahun 1992, warga negara Bosnia yang terdiri atas etnis Bosnia dan etnis Kroasia bersama-sama menghadapi serangan tentara Serbia. Namun ketika keadaan Bosnia mencapai titik kritis, dimana hampir 70% wilayah Bosnia direbut oleh Serbia, etnis Kroasia di Bosnia dibantu negara Kroasia berkhianat dan berusaha merebut wilayah Bosnia yang tersisa (30%). Akibatnya Kroasia berhasil menguasai 20% wilayah Bosnia, sementara warga muslim Bosnia hanya menguasai 10% wilayahnya. Tindakan ini menjadikan muslim Bosnia terjepit oleh serangan dua musuh sekaligus.

Ironisnya, dalam keadaan seperti ini PBB dan negara-negara Barat bersikeras mempertahankan embargo senjata pada muslim Bosnia. Mereka menutup mata terhadap pembantaian besar-besaran yang terjadi di depan mata mereka. Dalam langkah majunya menguasai wilayah Bosnia, pasukan Serbia melakukan pembantaian massal terhadap muslim Bosnia. Mereka yang beruntung masih hidup dipaksa meninggalkan tempat tinggalnya. Sejarah mencatat perang ini ditandai dengan pemerkosaan terhadap para wanita Islam dilakukan secara massal dan sistematis. Bayi-bayi hasil perkosaan tentara Serbia akan dianggap warga etnis Serbia. Dengan demikian, kelak Serbia dapat mengklaim sebagai etnis mayoritas di wilayah-wilayah yang didudukinya. Serangan Serbia (yang kemudian dibantu oleh Kroasia) terhadap muslim Bosnia telah menyebabkan tragedi kemanusiaan yang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia kedua.

Perang Internal Bosnia

1. Perang antara etnis Serbia dengan etnis Kroasia

Perang antara etnis Serbia dengan etnis Kroasia di Bosnia terjadi pada tahun 1992, akibat kondisi yang tidak menentu di wilayah Bosnia Herzegovina. Aksi dari etnis Kroasia terhadap etnis Serbia, dan sebaliknya memicu perang di Bosnia. Konflik ini diawali dengan serangan etnis Kroasia yang menimbulkan korban, dimana ada korban perkosaan terhadap wanita. Peperangan juga berlanjut ke wilayah-wilayah yang menjadi kepentingan kedua pihak yang berperang tersebut.

2. Perang antara etnis Serbia dengan etnis Muslim

Situasi politik yang tegang, dan kepentingan yang saling berbenturan menyebabkan api perang tersulut, konflik bersenjata tidak terhindarkan lagi. Pasukan-pasukan Angkatan Bersenjata Yugoslavia mencoba bertindak sebagai penengah, namun tidak berhasil. Konflik memuncak terjadi setelah Masyarakat Eropa dan AS mengakui Bosnia Herzegovina sebagai negara merdeka dan berdaulat. Hal ini telah mendorong pimpinan Bosnia-Herzegovina yang terdiri dari etnis Muslim & Kroat menuduh etnis Serbia yang sebagai pihak yang mengancam terhadap negara merdeka dan berdaulat Republik Bosnia Herzegovina.

Pelanggaran Hukum Perang dan Hukum Humaniter Yang Terjadi Dalam Perang Serbia-Bosnia

1. Pelanggaran terhadap hukum perang yang berlaku di darat.

2. Pasukan Serbia melakukan pembantaian massal terhadap muslim Bosnia. Mereka yang beruntung masih hidup dipaksa meninggalkan tempat tinggalnya. Sejarah mencatat perang ini ditandai dengan pemerkosaan terhadap para wanita Muslim yang dilakukan secara massal dan sistematis.

3. Tentara Serbia melakukan tindakan pemusahan etnik terhadap Bosnia-Herzegovina agar hilang dari peradabannya (tindakan genosida).

4. Bantuan pangan dari PBB, Solidaritas Islam dan Organisasi Bulan Sabit Merah (Red Crescent Movement) diblokir oleh Serbia dengan maksud membunuh pelan-pelan penduduk dan tawanan perang.

5. Penyiksaan terhadap gerilyawan Bosnia, dimana ditangkap dan disiksa di kamp-kamp konsentrasi.

Pelanggaran Konvensi Jenewa dalam Kasus Perang Bosnia-Serbia

1. Pasal 3 Konvensi I,II,III,dan IV tentang ketentuan perang, perlakuan terhadap korban perang.

2. Pasal 12 Konvensi 1, Konvensi 2, Protokol I pasal 10, dan Protokol II pasal 7 tentang perlindungan dan penghormatan terhadap prajurit yang sakit, cedera, atau korban kapal karam.

3. Pasal 12 dan 14 Konvensi I, Pasal 12 dan 16 Konvensi II, dan Protokol I pasal 44 tentang kewajiban pasukan tempur untuk merawat anggota angkatan bersenjata musuh yang ditawan dan cedera.

4. Pasal 19 Konvensi I, tentang pengurangan efektivitas pelayanan kesatuan medis.

5. Pasal 13 Konvensi I,II,III dan IV tentang perlakuan terhadap tawanan perang.

6. Pasal 14 dan 15 Konvensi III mengenai penghormatan pribadi dan perlakuan manusiawi terhadap tawanan perang, juga perhatian khusus kepada perempuan

7. Protokol I Pasal 48 tentang pembedaan penduduk sipil dan peserta tempur, juga instalasi sipil dan instalasi tempur.

8. Protokol I Pasal 51, melarang serangan yang tidak pandang bulu.

9. Protokol I pasal 54 dan 55 tentang menjadikan terjadinya penderitaan terhadap penduduk sipil.

10. Pasal 23 Konvensi IV tentang izin pemberian dan pendistribusian bantuan kemanusiaan.

11. Pasal 24 Konvensi 4 tentang perhatian khusus kepada wanita dan anak-anak terhadap segala bentuk serangan yang tidak senonoh.

Sumber :

Komite Internasional Palang Merah. 2000. Ringkasan Konvensi-Konvensi Jenewa Tertanggal 12 Agustus 1949 Serta Protokol-Protokol Tambahannya. ICRC

Bhakti, Prof.DR.H. Yudha. Pengadilan Penjahat Perang.

No comments:

Post a Comment